Harapan - Qadarullah >< Kenyataan

Harapan (impian)
*** 
Tidak ada yang salah dengan sebuah pengharapan. Setiap kita berhak berharap dan wajib punya harapan. Karena ianya adalah suatu kekuatan. Kekuatan yang akan menggerakkan segenap kemampuanmu ke arah harapanmu itu. Harapan itu pula yang akan mengeksplor segala kemampuanmu untuk terus bergerak dan bergerak mengejar harapan itu. Harapan itu masih ada. Hanya saja banyak dari kita yang putus asa dari harapan itu. Harapan itu adalah rahmat Allah. Rahmat Allah yang akan menggiringmu kepada kenyataan. Kenyataan bahwa tidak semua harapan yang sesuai dengan kenyataan. Dulu saya berharap bisa kuliah di salah satu PTN favorite di pulau Jawa. Tapi itu hanya sebatas harapan. Namun Harapan itu mampu menguatkan saya berjalan kaki dari rumah 4 km ke sekolah hanya untuk harapan itu . Harapan itu pula yang memampukan saya menghadang panas hujan setiap hari melewati sawah, semak dan perbukitan. Harapan itu juga yang mampu menjadikan saya kuat menahan lapar karena uang saku yang tidak cukup. Ya, sebuah harapan besar penuh energi besar. Full power. 
Tidak itu saja, berkali-kali saya berharap bisa mengendarai sepeda motor agar bisa mencapai harapan besar itu. Namun kamu tahu, saya hanyalah seorang gadis lemah yang tidak bisa apa-apa. Tapi kembali harapan itu pulalah yang menguatkan saya. Allah kuatkan kaki ini terus berjalan mengejar harapan itu. Walau tertatih-tatih, tak ayal terjatuh dan berguling mengarungi terjalnya pendakian dan bukit untuk dituruni. Namun sekali lagi saya katakan harapan itu kembali menguatkan saya.  
Lalu, saya juga pernah berharap untuk bisa kuliah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Hingga saya mampu berkuat-kuat tidak makan demi uang kos semasa kuliah dulu.Saya mampu bertahan dalam pekatnya arus persaingan antara teman sejawat.Hingga pada akhirnya saya berharap bisa lanjut estri dan istri sekalian. Semua ranji-ranji harapan saya desain sedemikian rupa. Berharap Besar Allah kabulkan dengan mudah. Karena Kuasa Allah melampui apapun. 

Qadarullah >< Kenyataan 
  
Semua harapan saya satu persatu Allah jawab. Jawabannya ada yang sesuia dengan yang diinginkan dan banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan. Pertama,Allah hanya  izinkan saya kuliah di PTS masih di daerah kampung halaman saya sendiri. kedua, Allah masih belum izinkan saya untuk bisa mengendarai motor. ketiga, Saya diberi kesempatan kuliah S2 dalam negeri. Keempat, Program Beasiswa Doktoral yang saya ikuti hanya mampu mengantarkan saya sampai tahap kedua. Dan tahap akhir gagal. Lalu program istri yang saya targetkan maksimal usia dua lima- semua gagal total_sekarang saya sudah masuk dua enam. Semua meleset. Kecewa? jelas. Sedih? jangan ditanya. Berkali-kali saya tersungkur keharibaanNya. Mengadu dan mengelu sekelu-kelunya. Tapi semua adalah Qadarullah. Ketetapan Allah yang hanya Allah yang tahu indah cerita dibalik itu semua. Dari Januari hingga ke November dan sebentar lagi Januari pun datang kembali, semua harapan rindang peneduh hati. Tak ayal keringat dan air mata menjadi bukti betapa luar biasa dahyatnya perjuangan.

"Allah lebih tahu dari setiap rencana yang kau torehkan. Torehkanlah, tapi biar Allah yang menghapus mana yang tidak perlu dan menggantikannya dengan yang terbaik yang kamu perlukan"

Allah tempat menumpahkan semua harapan. Harapan dunia akhirat yang begitu menyesak. Lepaskanlah hingga dadamu tidak lagi sempit. Kembali rangkul Dia dalam harapan besar itu. Hingga senyuman mampu menghapus luka yang tertoreh. 

Pariaman, hari ke sembilan bulan November (09 /11/17) Kamis manis.

Komentar

Postingan Populer